Saatnya Perempuan Papua Bicara Haknya

 http://kfk.kompas.com/image/preview/aW1hZ2VzL3Nma19waG90b3Mvc2ZrX3Bob3Rvc18xMzA0ODUzMzk4X1V1SVBaN3RRLmpwZw%3D%3D.jpg
JUBI — Ikatan Perempuan Positif Indoensia (IPPI) mendesak ketidakadilan gender yang berdampak pada perempuan dihentikan.

Kekerasan kerap menimpa perempuan dalam berbagai bentuk. Antara lain, stigmatisasi, diskriminasi, marginalisasi dan beban ganda. Perempuan dengan HIV juga sering mengalami ketidakadilan ganda, baik yang dilakukan oleh keluarga maupun masyarakat secara umum.

“Visi IPPI adalah mewujudkan perempuan dengan HIV/AIDS diberdayakan sehingga mereka berkualitas hidup tinggi dan setara dalam aspek kesehatan, sosial, pendidikan, dan ekonominya,” sebut Julia Hutapea dalam press rilisnya, Kamis (22/4).

IPPI berdiri pada Feburuari 2007. Wadah ini merupakan sebuah jaringan nasional untuk mengkoordinir perempuan yang sementara hidup dalam HIV/AIDS.

IPPI, kata Hutapea, akan terus mengadvokasi, menggalang dana, dan meningkatkan kualitas hidup perempuan yang teridap HIV/AIDS.
“Melalui diskusi yang dilakukan dari Selasa hingga Rabu, kami telah menyimpulkan sejumlah konsep penting.”

Antara lain, berhasil merekrut anggota baru sebanyak 14 perempuan terinfeksi. “Dan merekomendasi adanya layanan kesehatan gratis bagi seluruh perempuan yang hidup dengan HIV,” ujarnya.

Kegiatan IPPI ditutup oleh Kristine, fasilitaor IPPI Jakarta di Aula P3W Padang Bulan Abepura. (Musa Abubar)

0 komentar Blogger 0 Facebook

 
GP3PB News | Women's Liberation Movement West Papua (GP3PB) © 2014. All Rights Reserved. Share on Koteka Creating Weblog. Powered by KBK Papua
Top