Lebih Baik Sekolah di Jalanan daripada Sekolah di Jawa atau di bangku Penjajah
Menanggapi tanggapan dari Wakil Ketua Baleg DPRP, Ruben Magay, sebagaimana disinyalir berbagai media nasional di Tanah Papua seperti TabloidJubi.com, SuluhPapua.com dan BintangPapua.com, KLIK DISINI
Ruben
Magay yang selama ini berbicara seolah-olah demi kepentingan rakyat,
tetapi ternyata berpikiran picik dan kotor. Pikiran sempit seperti ini
siapa yan ajar dia? Dia sekolah di Indonesia, jadi pikiran dia sama
sudah, apalagi dia menjabat di Indonesia lagi, tambah bagus, tambah
punya logika politik yang sama persis dengan majikannya orang Indonesia.
Dia punya akal busuk yang tidak saja merugikan OPM tetapi keseluruhan nasib bangsa Papua di West Papua dan East Papua.
Mempermainkan OPM atau tokoh OPM sebagai Kartu Joker untuk meloloskan Angenda yang Bukan Tuntutan OPM, tetapi racikan para politisi pagi buta Papua saat ini yang menjabat sebagai kaki-tangan penjajah di Papua merupakan perbuatan tidak terpuji dan menyedihkan.
OPM
Bukan Kartu Joker bagi anak-anak Papindo seperti Magay, Enembe, Wonda,
siapa lagi anak Murib itu, pokoknya semua anak-anak saya semua, untuk
Sesuap Nasi di Pangkuan Ibutiri Pertiwi. Kalau mau cari makan, ya, cari
makan dengan cara yang layak dan terhormat, bukan dengan cara nyamuk
atau lintah yang kerjanya menghisap darah makhluk lain untuk akhirnya
setelah kenyang dia mati sendiri. Itu yang saya bilang ulang-ulang,
lebih baik sekolah di hutan New Guinea daripada sekolah di Jawa atau di
bangku penjajah.
Apapun
jabatanmu, berapa lama-pun Anda menjabat, apapun yang Anda mainkan
dalam kursi NKRI ini, Tuhan menciptakan Anda dan saya sebagai orang Papua, meletakkan kami bersama di Tanah Papua,
dengan maksud dan tujuan yang kita harus gali dan telusuri bersama,
sampai rahasia itu terungkap. Oleh karena itu, kalian bertiga sebagai
putra terbaik dari Suku Lani, bersama Wakil Gubernur dan pejabat lain
yang mayoritas berasal dari Pegunungan Tengah saat ini, kalian harus
sadar, bahwa posisi Anda Orang Papua di dalam NKRI ialah Anak Tiri. Sekali lagi, Anak Tiri, bukan Anak Kandung.
Oleh
karena itu, apapun yang kalian pikirkan untuk minta kepada Ibutiri
Pertiwi, pikirkanlah untuk meminta apa saja yang DAPAT ANDA MINTA dan
AKAN ANDA DAPATKAN dalam status dan hak Anda sebagai Anak Tiri. Jangan
berpikir dan meminta hak dan kewenangan Anak Kandung Jawa, Sumatera,
Sulawesi. Karena meminta bukan hak Anda sendiri sama saja dengan usaha
menjaring angin. Lebih parah lagi, lupa diri dan tidak sadar kedudukan
sebagai Anak Tiri ialah kesalahan terbesar kalian yang menjabat di dalam
pemerintah kolonial NKRI.
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar